PT Pegadaian kembali memperkuat komitmennya dalam memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan berpartisipasi di pameran industri kerajinan terbesar di Indonesia bahkan hingga level Asia Tenggara, Inacraft 2024.
Direktur Teknologi Informasi dan Digital PT Pegadaian Teguh Wahyono menyatakan bahwa pihaknya berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengembangkan tokenisasi emas agar mempermudah masyarakat dalam memiliki aset tersebut.
Ia menuturkan bahwa selain mempermudah masyarakat untuk membeli dan menyimpan emas, tokenisasi juga membantu perseroan untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
“Karena dipecah lewat tokenisasi, denominasi bisa lebih kecil. Suatu produk yang nilainya miliaran bisa dipecah-pecah menjadi lebih kecil, sehingga dapat lebih terjangkau oleh masyarakat. Untuk saat ini (tokenisasi) kami masih siapkan, berkoordinasi dengan OJK,” ucap Teguh Wahyono di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa permintaan terhadap emas cukup tinggi dan metode tokenisasi dapat membuat transaksi jual-beli komoditas tersebut menjadi lebih likuid, mudah, dan efisien.
Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Djoko Kurnijanto menyatakan bahwa pengembangan tokenisasi memiliki potensi yang besar untuk diterapkan di Indonesia.
Saat ini tercatat sekitar 18,5 juta orang di Indonesia, atau 6,7 persen dari populasi yang memiliki aset digital, melampaui investor saham yang berjumlah lebih dari 6 juta investor.
Selain itu, permintaan untuk aset tokenisasi di Indonesia diprediksi mencapai Rp1.390 triliun pada 2030. Hal tersebut dapat menjadi fondasi kuat bagi perkembangan tokenisasi di Indonesia.
Untuk memasifkan penggunaan tokenisasi tersebut, OJK pun mengajak seluruh pihak untuk menggencarkan literasi dan edukasi terkait keuangan digital agar masyarakat bisa memanfaatkan teknologi tersebut untuk meningkatkan inklusi keuangan.
“Tantangan ke depan adalah bagaimana meningkatkan literasi keuangan digital. Kolaborasi dan kerja sama jadi kunci,” kata Djoko.
Co-CEO D3 Labs Tigran Adhiwirya berharap bahwa semua pemangku kepentingan dalam ekosistem keuangan nasional dapat berkolaborasi untuk membawa best practice terkait tokenisasi ke Indonesia.
Ia menuturkan bahwa pihaknya sebagai platform penyedia solusi teknologi finansial berbasis blockchain melihat bahwa tokenisasi berpotensi menjadi motor penggerak baru ekonomi nasional di masa mendatang.
“Bahkan, kami melihat sektor tokenisasi kita bisa menjadi yang terdepan di kawasan Asia Tenggara dan dapat menjadi salah satu motor penting bagi ekonomi nasional,” imbuhnya.