
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti (ketiga dari kanan) saat menghadiri Retret Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) ke-31 di Johor, Malaysia, Jumat (28 Februari 2025).
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Estimenyampaikan dukungan Indonesia terhadap capaian ekonomi prioritas yang diajukan Malaysia sebagai Ketua ASEAN tahun ini.
Menurut Esti, penyelesaian sejumlah perundingan dan penyelesaian kerja sama akan terus digenjot tahun ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan perdagangan sekaligus memperkuat ketahanan rantai pasokan di kawasan.
“Berbagai perundingan dan kerja sama sebagai capaian ekonomi yang menjadi kewenangan Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) diharapkan menjadi langkah strategis untuk meningkatkan perdagangan dan memperkuat ketahanan rantai pasokan di kawasan,” katanya dalam Retret Menteri Ekonomi ASEAN ke-31 di Johor, Malaysia, Jumat.
Malaysia telah mencantumkan sembilan inisiatif sebagai prioritas ekonomi selama masa keketuaannya. Di antaranya, penyelesaian Protokol 2 Amandemen Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN (ATIGA) dan penandatanganan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Tiongkok (ACFTA).
Mereka selanjutnya mencakup penyelesaian substansial dari tinjauan Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN-India (AITIGA), deklarasi Kerja Sama Ekonomi ASEAN-Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), dan penyelesaian substansial dari negosiasi Perjanjian Kerangka Ekonomi Digital ASEAN (DEFA).
Para menteri ASEAN memulai pertemuan di Johor dengan konsultasi dengan Dewan Penasihat Bisnis ASEAN (ASEAN-BAC) tentang beberapa inisiatif prioritas.
Inisiatif tersebut mencakup peningkatan perdagangan dan investasi, integrasi dan pertumbuhan ekonomi, pembangunan regional yang inklusif dan berkelanjutan, serta transformasi digital.
Para menteri juga membahas laporan Institut Penelitian Ekonomi untuk ASEAN dan Asia Timur (ERIA) tentang rantai pasokan industri semikonduktor di ASEAN untuk memetakan industri dan mendukung perumusan kebijakan yang lebih efektif dan strategis.
Sesi konsultasi diakhiri dengan diskusi tentang hasil presentasi oleh McKinsey mengenai perkembangan regional dan prospek ekonomi global.
Di sela-sela AEM Retreat, Wakil Menteri Esti juga mengadakan pertemuan bilateral dengan beberapa negara anggota dan mitra ASEAN, termasuk Malaysia dan Singapura.
Pertemuan tersebut membahas sejumlah isu bilateral dan berupaya menjajaki peluang kerja sama baru serta strategi untuk mendorong penyelesaian sejumlah perundingan di tingkat ASEAN.
“Dalam pertemuan bilateral tersebut, sejumlah menteri ASEAN siap mendukung usulan non-paper Indonesia dalam menanggapi tantangan perdagangan global,” ungkapnya.
Dengan memanfaatkan kesepakatan yang ada di forum ASEAN+1 dan RCEP, katanya, ASEAN perlu meningkatkan sentralitasnya untuk memperkuat integrasi ekonomi regional.
Ia menambahkan bahwa Malaysia—sebagai ketua ASEAN—memiliki peran kunci dalam memimpin upaya kolektif ini.
Retret AEM diawali dengan pertemuan Preparatory SEOM pada 26 Februari 2025 untuk menuntaskan dokumen-dokumen yang akan diratifikasi oleh para menteri.
Indonesia sebagai negara koordinator perundingan ASEAN-Canada FTA (ACAFTA) melaporkan perkembangan perundingan yang juga ditargetkan rampung sebagian besarnya pada tahun ini.